
BATAM (BATAMLAGI.COM) – Proyek jalan di Kavling Sei Pancur RT03/RW01, Kecamatan Sei Beduk oleh Dinas Bina Marga SDA Kota Batam, terus dikomplain warga. Diduga karena kualitasnya yang rendah, jalan beraspal yang baru dibangun itu sudah rusak.
Meski dikomplain, namun belum ada upaya dari pihak kontraktor atau pihak Dinas Bina Marga SDA untuk memperbaiki jalan yang rusak tersebut.
“Setelah proyek itu selesai dikerjakan, sampai sekarang belum ada pihak kontraktor yang datang melihat kondisi jalan yang rusak itu dan memperbaikinya,” ujar Anto, warga setempat kepada BatamLagi.com, Selasa (23/11).
Anto berkeyakinan, rusaknya jalan itu diperkirakan karena kualitasnya yang rendah, sehingga baru selesai disemenisasi dan diaspal, jalan itu rusak.
“Jalan baru itu terjadi retak, seperti patah pada beton semen dan aspalnya. Tampak sekali jelek pengerjaannya,” ucapnya.
Sebelumnya, anggota DPRD Kota Batam juga menanggapi terkait pengerjaan proyek jalan tersebut. Dan meminta agar Dinas Bina Marga mengevaluasi pengerjaan proyek tersebut.
“Mohon kiranya pihak Bina Marga segera melakukan evalusi lapangan (terkait proyek tersebut),” ujar Wakil Ketua I DPRD Kota Batam, Kamaluddin, kepada BatamLagi.com, Selasa (16/11).
Politikus Nasdem dari Dapil III (Kecamatan Bulang, Galang, Nongsa dan Sei Beduk) ini, juga meminta agar pihak Dinas Bina Marga SDA melakukan evaluasi terhadap progres proyek tersebut. Ia juga mewanti-wanti agar pengerjaan jalan tersebut sesuai dengan perencanaan semula.
“Jangan sampai pengerjaan tidak sesuai dengan perencanaan,” tambahnya.
Pada kesempatan itu ia juga menegaskan, agar pihak Dinas Bina Marga SDA Kota Batam segera memanggil pihak terkait proyek tersebut.
“Segera panggil pihak-pihak terkait dan segera diselesaikan,” pintanya.
Pengaspalan Jalan Dilakukan saat Hujan
Untuk diketahui, proyek jalan yang dikerjakan pada Juli 2021 itu sudah selesai disemen dan diaspal sepanjang 150 meter. Pengaspalan jalan dikerjakan pada Selasa (9/11) siang saat cuaca hujan. Keesokan harinya Rabu (10/11), jalan aspal tersebut sudah retak dan coran semennya patah.
Bambang, warga yang tinggal di sekitar proyek tersebut mengatakan, rusaknya jalan dikarenakan saat pengikatan besi tidak diikat pada titik penyambungan. Sehingga ketika dicor, beton jalan tersebut retak dan patah.
“Sebelum diaspal, kontraktor berusaha menutup keretakan tersebut dengan aspal supaya tampak menyatu. Tetapi setelah diaspal, justru malah retak sepanjang lebar jalan tersebut,” ujarnya.
Dikatakannya, pengerjaan proyek tersebut dari awal sudah terjadi “kejanggalan”. Pasalnya telah terjadi keretakan saat semenisasi.
“Proyek Dinas Bina Marga dan SDA Kota Batam yang menelan anggaran Rp 430.478.437 untuk peningkatan jalan di Sei Pancur tersebut sangat disayangkan warga,” ucapnya.
Sedangkan parit hanya dibuat sepanjang 80 meter, padahal panjang jalan 150 meter. Ironisnya, persis di depan rumah warga tidak dibuat parit. Warga pun memperkirakan jalan tersebut tidak akan bertahan lama.
Sementara itu, Dohar, Kabid SDA Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBM SDA) Kota Batam yang juga sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) proyek tersebut, yang dikonfirmasi terkait kualitas pengerjaan proyeknya itu, mengatakan, jika renggangan sambungan beton cor jalan tersebut berfungsi untuk kembang susut beton.
“Posisi untuk kembang susut beton Bro, pada setiap join beton,” ujar Dohar melalui WA, Sabtu (23/10).(*/srd/mrd)