Dodi Pance, pelaku penikaman terhadap keponakannya saat diamankan warga sekitar. Foto: Batamlagi.com

Batam (Batamlagi.com) – Selin, balita 2,5 tahun yang menjadi korban penusukan pamannya meninggal dunia pada Sabtu (5/10) siang. Kini, polisi masih terus menyidik kasus tersebut dengan meminta keterangan sejumlah saksi dan juga dari pelaku yang masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Soedarsono Darmosoewito, Kabil.

Informasi yang diperoleh dari warga sekitar lokasi kejadian, pelaku Dodi Pance (27) di Kampung Ubi RT 01, RW 09, Teluk Bakau, Batubesar, Kecamatan Nongsa, merupakan pribadi yang tertutup dengan warga sekitar.

Satu jam sebelum kejadian pada Jumat (5/10) sekitar pukul 08.00 WIB, pelaku nampak menggendong Selin sambil berjalan kaki ke arah kebun melewati depan rumahnya.

Saat itu memang ada kejanggalan dengan kondisi pelaku, karena terlihat ngoceh sendiri, sembari menggendong keponakannya itu. Usai menikam korban, pelaku langsung menidurkan korban di atas tanah. Korban saat itu mengenakan baju merah.

“Korban ditaruh di tanah. Baju korban dibuka lalu ditikam dengan pisau kurang lebih tiga kali. Macam nusuk batang pisang. Korban terpekik, habis tu diam. Sadis,” kata warga saat menceritakan peristiwa sadis itu.

Setelah nikam korban, pelaku menikam perutnya sendiri. Pelaku buka baju habis tu ditusuknya beberapa kali.

Setelah penikaman, pelaku sempat panik meliihat darah segar menempel di pisau dapur. Sambil menggendong Selin, pelaku berusaha jalan cepat. Lalu bersandar di bawah pohon. Dan pisaunya disembunyikan di belakang dapur.

Warga yang mengetahui peristiwa itu, langsung membawa korban ke Rumah Sakit Soedarsono Darmosoewito, Kabil dan kemudian menyusul pelaku. Namun Selin, tak mampu bertahan hidup. Ia meninggal setelah dirujuk dan dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) RS Budi Kemuliaan, Sabtu siang.

Selanjutnya, jasad korban dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Kepri. Polisi akan melakukan otopsi pada jasad korban untuk melengkapi berkas perkara.

“Keluarga korban sempat menolak. Tapi setelah diberi penjelasan, mereka akhirnya setuju,” kata Kanit Reskrim Polsek Nongsa, Ipda Yustinus Halawa, Minggu (6/10).

Pihak keluarga korban mengatakan pada polisi, jika pelaku mengalami sakit gangguan jiwa. Jika penyakitnya kumat, pelaku sering mengoceh sendiri dan tidak nyambung saat diajak bicara.

“Belum tahu apakah ada gangguan kejiwaan atau apa. Surat keterangan sakitnya (pelaku) belum kita terima. Nanti kita akan cek,” jelasnya.

Kapolsek Nongsa, Kompol Robert Sihite mengatakan, penyidik baru melakukan pemeriksaan awal di rumah sakit. Apakah pelaku mengalami gangguan kejiwaan, penyidik saat ini masih mendalaminya.(bl)